This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 27 Februari 2016

Simpang lima gumul

Monumen Simpang Lima Gumul adalah sebuah landmark baru dari kabupaten Kediri. Monumen Simpang Lima Gumul ini terletak Kecamatan Gampengrejo, Kediri sebenarnya tidak berada di tengah-tengah kota tetapi justru monumen ini berada jauh dari kota Kediri. Namun eksistensinya tidak bisa dilepaskan dari Kabupaten Kediri. Monumen Simpang Lima Gumul ini adalah sebuah proyek prestisius karena memang pembangunan monumen ditujukan sebagai pusat dari sebuah kawasan integral yang dilengkapi sub-terminal Gumul, wisata air bernama Paradise Island, Bank Daerah, serta pasar temporer Sabtu Minggu (Tugu). Dengan segala perencanaannya diharapkan ke depan Monumen Simpang Lima Gumul ini akan menjadi Pusat Perdagangan yang sekaligus menjadi pusat rekreasi serta akan menjadi sebuah “ New City” bagi Kabupaten Kediri. Bangunan Monumen Simpang Lima Gumul yang merupakan titik pertemuan dari lima jalur yang menghubungkan beberapa wilayah sekitar Kediri, yaitu Malang dan Plosoklaten dari arah timur, Kota Kediri dari arah barat, Blitar dari arah selatan serta Jombang dari arah utara. Jika diperhatikan bangunan tersebut, mau tidak mau pikiran kita akan melayang ke negara Perancis, tepatnya dikota Paris. Dimana disana terdapat sebuah bangunan yang bernama Arc de triomphe de l’Étoile atau biasa dikenal sebagai Arc de Triomphe.

  • SLG Sore Hari






Kawasan Simpanglima Gumul (view dari atas monumen)
Jika mendengar nama L’arch D’ Triomphe, apa yang terpikirkan di benak Anda? Perancis? Kejayaan? Kemakmuran? Anda benar. Semua itu merupakan nilai – nilai yang terefleksikan dari Monumen Kejayaan di Perancis. Namun jika monument yang serupa ada di Kediri, apakah yang terpikirkan di benak Anda?
Ya, Monument Kediri yang bentuknya menyerupai L’arch D’ Triomphe yang ada di Perancis tersebut berdiri megah di tengah – tengah persimpangan Lima Gumul – Kediri yang menjadi tiang pancang pengembangan kawasan Simpang Lima Gumul menjadi kawasan kota baru di Kabupaten Kediri. Bedanya, Monumen ini memiliki spirit berdirinya Kabupaten Kediri sehingga monument ini di posisikan tepat di tengah jalur lima jalan arah Pare, Kediri, Plosoklaten, Pesantren dan Menang.
Monument yang memiliki luas bangunan 804 meter persegi, di tumpu 3 tangga 3 meter dari dasar pura, dan tinggi 25 meter sehingga jika kita berada di atap monument dapat kita saksikan keseluruhan panorama Kediri dari atas dan proyeksi pengembangan k

Monumen Simpanglima Gumul (Malam Hari)
awan perdagangan ini yang secara keseluruhan seluas 37 Ha. Disisi monument Kediri terpahat relief –relief tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada sekarang. Angka luas dan tinggi monument juga mencerminkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, 25 maret 804 Masehi.
Monumen Kediri yang terletak di Simpang Lima Gumul ini merupakan Ikon Kabupaten Kediri. Lokasi yang hanya berjarak ± 6 km (± 10 menit) dari kota Kediri atau ± 120 km (± 2,5 jam) dari Bandara Juanda Surabaya. Kawasan ini diproyeksikan menjadi kota baru dan pusat perdagangan Jawa Timur bagian barat (Central Business District) sudah mulai melengkapi diri dengan convention hall dan gedung serbaguna, Bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU, dan sarana rekreasi megah Water Park Gumul Paradise Island.
Kawasan ini juga tak pernah sepi pengunjung di malam hari dengan bersantai di area monument ataupun menikmati kuliner tradisional yang berjualan di pedagang kaki lima yang berjejer di area Pasar Tugu. Pada hari sabtu dan mnggu pagi kawasan ini ramai oleh pengunjung yang berolaraga jogging track, rekreasi bersama keluarga, dan juga menikmati ramainya pasar sabtu Minggu (Tugu). Perancangan ke depan, kawasan ini akan dilengkapi hotel, mall, pertokoan, pusat grosir, dan pusat produk – produk unggulan dan cinderamata. Sedangkan area monument segera digunakan sebagai mini market, gedung pertemuan cafeteria, dan pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan.
Sebagai obyek wisata Kabupaten Kediri yang saat ini masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Daya tarik yang diberikan antara lain:
  1. Desain dan arsitektur dirancang hampir menyerupai Arch D’Triomphe Perancis, namun lebih ditonjolkan ke seni budaya Kabupaten Kediri
  2. Diorama tentang sejarah Kediri di dalam gedung
  3. Tinggi monumen 28 m, 8 lantai
  4. Tiga jalan terowongan bawah tanah untuk menuju ke monumen
  5. Posisi tepat di tengah simpang lima dan di pusat perdagangan Kabupaten Kediri
  6. Wisatawan dapat mencapai anjungan untuk melihat keindahan Kediri dari atas monumen
  7. Pelayanan Pusat Informasi Pariwisata dan Potensi Kabupaten Kediri
  8. Disediakan mini market, cafetaria, dan toko beragam souvenir khas Kediri

Jumat, 05 Februari 2016

sejarah kopi


Bagi banyak orang, rasanya satu hari belum terasa lengkap jika tidak minum kopi. Terlebih jika merasa lesu dan mengantuk, secangkir kopi bermanfaat untuk menyegarkan badan dengan nikmat. Bahkan yang kecanduan bisa mengonsumsi bercangkir-cangkir kopi setiap hari.
Saat ini semakin mudah kita menikmati kopi. Kedai kopi yang murah hingga kafe mahal, bertebaran di mana-mana. Membuat kopi sendiri juga semakin mudah karena kopi-kopi dalam kemasan makin mudah didapatkan, termasuk kopi hitam dan kopi instan dalam kemasan sekali minum. Pilihannya banyak, apakah kopi hitam campur gula, kopi hitam campur susu, kopi instan dengan kremer, dan banyak rasa dan varian lainnya. Tinggal Anda pilih yang paling sesuai dengan selera Anda.
Sejarah kopi tidaklah setua sejarah minuman lainnya seperti teh. Konon kopi baru diketahui manfaatnya untuk menyegarkan tubuh pada abad ke-9, oleh penggembala kambing di Ethiopia bernama Khalid. Ia memperhatikan kambing-kambing gembalaannya menjadi energik bahkan sampai malam, setelah memakan buah-buah kopi. Penemuan ini ia laporkan kepada para biarawan dekat tempatnya menggembala. Para biarawan mencoba buah itu tetapi karena terasa pahit buah kopi pun dilemparkan ke api. Tidak disangka kopi yang terbakar memunculkan aroma sedap, sehingga mereka pun mencoba membuat minuman dari biji kooi yang terbakar. Ternyata mereka juga merasakan badan tetap bugar setelah minum minuman tersebut.
Cerita ini sangat terkenal, meski pun tidak dapat dipastikan kebenarannya.

Budaya Ngopi Bangsa Arab

Rahasia tentang minuman hitam yang berkhasiat menyegarkan badan ini, lambat laun tersebar ke luar Ethiopia. Diperkirakan sekitar abad ke-11, kopi telah dikenal di jazirah Arab. Kata ‘kopi’ juga diturunkan dari bahasa Arab qahwah, yang dalam bahasa Turki menjadi kahveh. Kata kahveh ini kemudian diserap menjadi kata koffie (bahasa Belanda), coffee (Inggris) dan diserap Bahasa Indonesia sebagai kopi.
Dari berbagai sumber yang dihimpun, Yaman disebut-sebut sebagai tempat pertama yang membudidayakan kopi di luar Etiopia. Dari Yaman popularitas kopi meluas ke Persia, Mesir, Suriah, dan Turki. Kedai-kedai kopi bermunculan, sebagai tempat untuk menikmati kopi sekaligus bercengkerama sesama warga.
Pada awalnya budaya minum kopi berkembang di negara-negara berpenduduk muslim. Orang Islam dilarang minum minuman beralkohol, sehingga kopi segera menjadi minuman favorit mereka. Pada tahun 1414, kopi telah dikenal di kota Mekkah yang merupakan tempat berkumpulnya jemaah haji setiap tahun. Jemaah haji yang berdatangan dari seluruh dunia ini lalu menyebarkan popularitas kopi hingga tempat-tempat yang jauh.
Di abad 17 kopi sudah mencapai daratan Eropa. Bangsa Arab tidak dapat mempertahankan monopoli atas kopi, setelah bangsa Eropa bisa menanam dan membudidayakannya di wilayah jajahan, termasuk di Indonesia yang saat itu disebut Hindia Belanda. Perkebunan kopi pun bermunculan di banyak tempat di kawasan tropis. Dalam waktu relatif singkat, kopi menjadi komoditas perdagangan penting di dunia. Bahkan sejak akhir abad 18, kopi telah menjadi salah satu komoditas ekspor impor paling menguntungkan.

Tanaman Kopi

Bubuk kopi yang kita kenal, berasal dari biji-biji pohon Coffea sp, dari suku Rubiaceae. Dari sekitar 100 spesies dari genus Coffea, hanya Coffea arabica dan Coffea canephora yang menjadi penghasil biji kopi untuk minuman. Coffea arabica menghasilkan kopi arabika sedangkan Coffea canephora menghasilkan kopi robusta. Kopi arabika mendominasi produksi kopi dunia, sekitar 75-80 persen, dan sisanya kopi robusta sekitar 20 persen. Sekarang kopi diproduksi banyak negara di berbagai belahan dunia.
Tanaman kopi merupakan tanaman berbunga yang tumbuh baik di kawasan tropis. Umumnya tanaman kopi tumbuh baik di dataran tinggi, namun tidak tahan dengan suhu terlalu dingin atau suhu beku. Saat berbunga, tanaman ini menebarkan aroma bunga kopi yang khas. Sejak berbunga hingga buah matang memerlukan waktu sekitar 9 bulan. Tanaman kopi arabika umumnya mulai berbunga di umur 3-5 tahun, dan terus berproduksi hingga 50-50 tahun kemudian, bahkan lebih. Pohon kopi dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 3-3,5 meter. Namun di kebun-kebun, tanaman kopi seperti halnya tanaman teh, selalu dipangkas pendek agar mudah dipanen.

Kopi dan Kafein

Sebagian ilmuwan menyebutkan ada lebih dari 1000 macam zat yang terkandung di dalam kopi. Dari sekian banyak zat tersebut, kafein merupakan zat aktif yang paling terkenal. Zat ini merupakan pemberi rasa pahit dan zat utama yang membuat kopi memiliki efek sebagai stimulan atau penyegar badan.
Kopi bukanlah satu-satunya tanaman yang mengandung kafein, tetapi kadar kafein kopi jauh lebih tinggi dibanding tumbuhan lain seperti teh, kola, dan coklat. Kafein merupakan senyawa golongan alkaloid yang membuat kopi terasa pahit. Banyak efek dari minum kopi terhadap tubuh manusia yang disebabkan oleh aktivitas kafein di dalam tubuh. Kafein memiliki efek meningkatkan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap bugar dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Tidak seperti senyawa bersifat psikoaktif lainnya, kafein sepenuhnya legal. Akan tetapi para ahli membatasi konsumsi kafein per hari agar tidak berlebihan. Selain itu, ada juga orang-orang yang memiliki kondisi tertentu, sehingga sebaiknya menghindari kafein.

Rabu, 03 Februari 2016

Seputar Hukum Peringatan Maulid Nabi SAW


Sebelum kita memperinci dalil bolehnya memperingati maulid dan berkumpul untuk memperingatinya maka perlu diperjelas tentang beberapa masalah:
1.       Kita merayakan / memperingati maulid junjungan kita Nabi Muhammad SAW setiap saat, setiap waktu dan di setiap kesempatan yang mana di situ terdapat kegembiraan atau kegiatan, terlebih lagi pada bulan dilahirkannya beliau yaitu Robii’ul Awwal, dan di hari kelahiran beliau yaitu Senin. Sebenarnya tidaklah tepat bila seorang yang cerdas bertanya: “Mengapa kalian merayakan Maulid?” sebab hal itu seolah-olah ia berkata: “Mengapa kalian merasa bergembira dengan Nabi SAW?” seolah-olah ia berkata: “Kenapa kalian merasakan kegembiraan ini dan berbangga dengan seseorang yang diisro’kan dan dimi’rojkan?” Maka apakah mungkin pertanyaan seperti ini muncul dari seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya? Ini sebuah pertanyaan yang basi dan tidak memerlukan jawaban. Cukuplah orang yang ditanya mengatakan: “Saya merayakannya karena saya senang dan gembira dengan beliau SAW,saya bergembira karena saya cinta kepada beliau dan saya cinta kepada beliau karena saya mu’min.”
2.       Yang kami maksdu dengan perayaan adalah perkumpulan untuk mendengarkan sejarah beliau dan bersholawat serta bersalam kepada beliau, serta mendengarkan puji-pujian yang dilantunkan tentang kemuliaan beliau, serta memberi makanan dan berbagi dengan orang-orang yang memerlukan serta meletakkan kegembiraan pada hati para pecinta.
3.       Kita tidak mengatakan bahwa perayaan maulid tersebut pada malam tertentu dengan tatacara yang telah dikenal, termasuk perkara yang ada nash / tersebut secara tersurat dalam syari’at seperti halnya sholat, puasa, dan selainnya. Hanya saja tidak ada yang melarang hal itu. Sebab berkumpul untuk berdzikir / mengingat Allah, bersholawat dan salam kepada Rasululloh SAW dan yang semacamnya berupa hal-hal yang baik, adalah termasuk hal-hal yang harus diperhatikan terutama ketika bulan kelahiran beliau, sebab dorongannya lebih kuat
4.       Perkumpulan tersebut adalah sarana yang besar untuk dakwah di jalan Allah dan kesempatan emas yang tidak seharusnya dilewatkan bahkan sudah seharusnya para da’i dan ulama mengingatkan ummat kepada Nabi mereka SAW, tentang akhlaq beliau, perilaku beliau, hubungan beliau kepada sesama, dan ibadah beliau.
Adapun dalil-dalil yang menunjukkan kebolehan peringatan maulid di antaranya sebagai berikut:
1.       Perayaan maulid Nabi adalah pernyataan dari kegembiraan terhadap beliau SAW dan bahkan orang kafir sekalipun dapat mengambil manfaat darinya. Sebagaimana diriwayatkan dalam sahih Al-Bukhooriy bahwa setiap hari senin (hari kelahiran Rasululloh SAW) Abu Lahab mendapat keringanan siksa karena ia membebaskan hamba sahaya perempuannya yakni Tsuwaibah ketika ia mengabarkan kepadanya tentang kelahiran Rasululloh SAW. Ini orang yang ingkar terhadapa beliau, lantas bagaimana kegembiraan daris eorang yang beriman kepada beliau. Kisah tersebut diriayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhooriy dalam kitab sahihnya dalam bab Nikah, dan dinukil oleh Ibnu Hajar Al-Asqolaaniy dalam Fatchul Baarii-nya, juga diriwayatkan oleh Abdur Rozzaaq Ash-Shon’aaniydalam Mushonnafnya jilid 7 halaman 478, juga Al-Hafizh Al-Bayhaqiy dalam Dalaa-ilun Nubuwwah-nya, Ibnu Katsir dalam Siroh Nabawiyyahnya dari kitab Al-Bidaayah wan Nihaayahnya jilid 1 halaman 224, Ibnud Dayba’ Asy-Syaibaaniy dalam Chadaa-iqul Anwaar jilid 1 halaman 134, Al-Hafizh Al-Baghowiy dalam Syarhus Sunnah-nya jilid 9 halaman 76, Ibn Hisyam dan As-Suhayliy dalam Rowdhul Unuf jilid 5 halaman 192, dan Al-‘Amiriy dalam Bahjatul Machaafil-nya jilid 1 halaman 41. Riwayat ini meskipun mursal tetap diterima karena diriwayatkan oleh Al-Bukhooriy dan dipegangi oleh para ulama dari kalangan penghafal hadits, dan karena ia dalam masalah manaqib dan khekhususan bukan dalam masalah halal dan haram. Sedangkan para penuntut ilmu mengetahui perbedaan antara berdalil dengan hadits dalam masalah manaqib dan halal-haram.
2.       Beliau mengagungkan hari lahirnya, bersyukur kepada Allah akan ni’mat-Nya yang agung, yang mana diungkapkan rasa syukur itu dengan cara berpuasa sebagaimana dalam riwayat dari Qotadah: “Bahwasanya Rasululloh SAW ditanya tentang puasa beliau di hari Senin?” beliau bersabda: “Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula wahyu diturunkan kepadaku (pertama kali).” [H.R Muslim, dalam bab Puasa]. Ini merupaka semangat yang mendasari peringatan / perayaan tersebut, adapun cara perayaannya bisa berbeda-beda. Seperti menjaga Al-Qur’an agar tidak lenyap adalah suatu kewajiban namun cara yang ditempuh dapat berbeda-beda: bisa dengan mengahafalkannya, menuliskannya, atau dizaman modern ini dengan merekamnya, dst.
3.       Bergembira karena beliau SAW adalah sebuah tuntutan Agama, hala ini terambil dari firman Allah Yang Maha Luhur:
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا هُوَ خَيْرٌ مِّــمَّا يَجْمَعُوْنَ (يونس: 58)
Artinya: katakanlah (Ya Rasululloh) hanya dengan karunia dari Allah dan rahmat-Nya, maka dengan itulah hendaknya mereka bergembira, itu lebih baik dari segala apa yang mereka kumpulkan. (Q.S Yunus: 58)
Ibnu Abbas – sebagaimana diriwayatkan oleh Abusy Syaikh – menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan karunia Allah adalah ilmu, dan yang dimaksud dengan rahmat-Nya adalah Nabi Muhammad SAW, sebab Allah SWT berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعلَمِيْنَ (الأنبياء: 107)
Artinya: Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Nabi) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.
4.       Bahwasanya Nabi SAW memperhatikan keterikatan waktu-waktu tertentu dengan kejadian keagamaan yang agung yang telah berlalu. Sehingga ketika datang hari bersejarah itu maka itu merupakan kesempatan untuk mengingatnya dan mengagungkan hari tersebut karenanya. Beliau SAW sendiri yang telah mengasaskan kaidah ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits sahih bahwasanya ketika beliau SAW tiba di Madinah dan beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Aasyuuroo` (tanggal 10 Muharram) beliau menanyakan tentang hal itu maka dijawablah oleh mereka bahwa mereka mempuasainya karena itu adalah hari dimana  diselamatkannya nabi mereka, Nabi Musa AS, dan ditenggelamkannya musuh mereka, maka mereka mempuasainya sebagai tanda syukur kepada Allah atas nikmat itu, maka beliau bersabda: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Lalu beliau pun mempuasainya dan memerintahkan muslimin untuk mempuasainya.
5.       Peringatan Maulid membangkitkan atau mendorong muslimin untuk lebih memperbanyak sholawat dan salam kepada Nabi SAW yang mana itu adalah anjuran Agama sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّ اللهَ وَمَلئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا (الأحزاب: 56)
Artinya: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kalian dan bersalamlah kepada beliau. (Q.S Al-Achzaab: 56). Sedangkan sesuatu yang menghantarkan kepada kebaikan maka sesuatu tersebut juga merupakan kebaikan.
6.       Kisah maulid Nabi SAW mencakup seputar kelahiran beliau SAW yang mulia, mu’jizat beliau, sejarah hidup beliau. Bukankah kita dituntut untuk mengikuti beliau serta mencintai beliau dan dengan itu berarti kita dituntut mengenal beliau sebab tak kenal maka tak sayang, kisah maulid tersebut menghantarkan kita kepada tujuan ini. Kalau pun kisah maulid tersebut berbahasa Arab, maka sudah menjadi adat setelah pembacaan maulid para ulama mengulas isi atau makna maulid tersebut dengan bahasa Indonesia bahkan dengan bahasa daerah masing-masing. Apalagi di zaman modern ini dengan banyak para ulama yang telah menterjemahkan kisah-kisah maulid tersebut ke dalam berbagai bahasa dan tersebur di berbagai media mulai dari cetak hingga elektronik.
 
7.       Memuji beliau dan menebarkan keutamaan beliau melalui gubahan sastra yang dibaca dalam peringatan maulid merupakan salah satu bentuk usaha kita untuk menghormat jasa beliau. Yang mana dalam sejarah, telah termasyhur beberapa penyair yang menggubah syair untuk memuji beliau, seperti: Hassan bin Tsaabit, Abdulloh bin Rowaachah, Ka’ab bin Zuhair bin Abi Sulma, dan lain-lain. Yang mana beliau menanggapi dengan baik pujian-pujian tersebut, bahkan memberi mereka hadiah yang menunjukkan kesenangan beliau terhadap apa yang mereka lakukan. Bahkan dalam riwayat Ath-Thobroniy, Al-Bayhaqi, Al-Chaakim dan yang lainnya dengan sanad yang hasan – sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Hajar Al-‘Asqolaaniy – bahwa paman beliau Abbas menggubah beberapa bait sya’ir yang menceritakan keagungan kelahiran beliau: 
قال الحافظ البيهقي حدثنا أبو عبد الله الحافظ إملاء أخبرنا أبو العباس محمد بن يعقوب حدثنا أبو البَخْتَرِي عبد الله بن شاكر حدثنا زكريا بن يحيى حدثنا عم أبي زخر بن حصن عن جده حُمَيْد بْن مُنْيَبٍ قال سمعت جدي خُرَيم بن أوس بن حارثة بن لَامٍ يقول هاجرت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم منصرفه من تبوك فسمعت العباس بن عبد المطلب يقول يا رسول الله إني أريد أن أمتدحك فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم قل لا يفضض الله فاك فقال:
Artinya: Berkata Al-Hafizh Al-Bayhaqiy telah memberitakan kepada kami Abu Abdillah Al-Hafizh secara dikte: telah mengabarkan kepada kami Abul ‘Abbaas Muhammad bin Ya’quub: telah memberitakan kepada kami Abul Bakhtariy Abdulloh bin Syaakir: telah memberitakan kepada kami Zakariyya bin Yahya: telah mengabarkan kepada kami paman dari ayahku, Zakhr bin Chisn dari kakeknya yaitu Chumaid bin Mun-yab, ia berkata: “Saya mendengar kakekku, Khuraim bin Aus bin Chaaritsah bin Laam berkata: “Aku berhijrah kepada Rasululloh SAW ketika beliau pulang dari Tabuk, lalu aku mendengar Al-‘Abbaas bin ‘Abdil Muththolib berkata: “Ya Rasululloh, aku ingin memujimu.” Lalu beliau bersabda: “Ucapkanlah! Semoga Allah tidak merusakkan mulut (gigi)-mu” lalu ‘Abbas pun mengguba syair berikut ini:
مِنْ قَبْلِهَا طِبْتَ فِي الظِّلَالِ وَفِي * مُسْتَوْدَعٍ حَيْثُ يُخْصَفُ الْوَرَقُ
Sebelum ini (yakni sebelum ada manusia di dunia ini) engkau te;ah nyaman berada di naungan (surga) dan di * tempat perlindungan yang mana di sana diambil dedaunan sebagai penutup (oleh Adam dan Hawa ketika terbuka aurat keduanya)  
ثُمَّ هَبَطْتَ الْبِلَادَ لَا بَشَرٌ * أَنْتَ وَلَا مُضْغَةٌ وَلَا عَلَقٌ
Kemudian engkau turun ke negeri ini bukan layaknya manusia (pada umumnya) * engkau bukan dari segumpal daging atau pun segumpal darah (yang biasa).
بَلْ نُطْفَةٌ تَرْكَبُ السَّفِيْنَ وَقَدْ * أَلْجَمَ نَسْرًا وَأَهْلَهُ الْغَرَقُ
Akan tetapi engkau berupa setetes mani yang menaiki bahtera (yakni kapal Nabi Nuh) sedangkan sungguh * ketika itu banjir / ketenggelaman telah mengancam Burung Nasr serta keluarganya.
تُنَقَّلُ مِنْ صَالِبٍ إِلَى رَحِمٍ * إِذَا مَضَى عَالَمٌ بَدَا طَبَقُ
Engkau dipindahkan dari tulang sulbi pilihan kepada rahim pilihan * bila berlalu satu amsa berganti dengan tingkatan / generasi baru (yang pilihan pula).
حَتَّى احْتَوَى بَيْتَكَ الْمُهَيْمِنَ مِنْ * خِنْدِفَ عَلْيَاءَ تَحْتَهَا النُّطُقُ
Sehingga engkau singgah di rumah / keluarga yang terjaga dari keturunan orang-orang mulia lagi luhur yang dibawahnya terdapat gunung-gunung (orang-orang mulia).
وَأَنْتَ لَمَّا وُلِدْتَ أَشْرَقَتِ اْلأَرْ * ضُ فَضَاءَتْ بِنُوْرِكَ الْأُفُقُ
Sedangkan engkau ketika dilahirkan maka bumi ini terang dan bercahayalah karena nurnya seluruh penjuru semesta.
فَنَحْنُ مِنْ ذَلِكَ النُّوْرِ فِي الضِّيَاءِ * وَسُبُلِ الرَّشَادِ نَخْتَرِقُ

Maka kami karena nur tersebut dan dalam cahaya itu serta jalan petunjuknya kami dapat berjalan (dengan selamat)
Diposkan oleh