FAHRUL.CO.ID Al Habib Ahmad bin Ali bin Sayyidil Walid Al Faqih Al Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdulkadir bin Ali bin Umar bin Segaf Assegaf. Habib Ahmad bin Ali Assegaf adalah pribadi yang hangat, ramah, dan mudah akrab dengan siapapun. Beliau dilahirkan di jakarta pada tanggal 18 Oktober 1971 dari keturunan tokoh yang menyandang nama besar sebagai paku bumi, tokoh dakwah yang disegani dan pecinta ilmu yaitu kakenya, Sayyidil Walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf.
Pada saat beliau masih didalam kandungan ibunda beliau yang bernama Syarifah Tuffahah binti Abdullah Al Haddad beliau telah diberi nama Husein oleh Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Karena ayahanda beliau Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf sangat mencintai Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, dan meminta keberkahan atas nama yang diberikan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan kepada anaknya. Setelah lahir dengan selamat beberapa tahun kemudian diusia balita beberapa kali beliau mengalami sakit keras yang hampir merenggut nyawa beliau.
Pada saat Al Habib Sholeh Tanggul datang ke jakarta, ayah beliau Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menemuinya dengan memohon do’a dari Al Habib Sholeh agar anak beliau senantiasa dipanjangkan umurnya dalam sehat wal afiat. Spontan Al Habib Sholeh Tanggul berkata “ahmad ahmad ahmad” memerintahkan kepada ayahanda beliau untuk mengganti nama husein menjadi ahmad. Setelah nama beliau diganti husein menjadi ahmad, beliau masih saja sakit lalu ayahanda beliau Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf bersilatuhrahmi kepada Al Habib Umar bin Hud AlAttas (condet) untuk meminta do’a dan meminta mengganti nama yang baik untuk anaknya ” Habib Umar langsung berkata saya tidak berani untuk mengganti namanya ,karna nama ahmad tersebut diberikan oleh Al Arifbillah Al Qutub AlHabib Sholeh bin Mukhsin Al Hamid (Tanggul)” .Begitu pula dengan Al Habib Abdullah bin Husein bin Sya’mi AlAttas (kalibata) dengan jawaban yang sama. Pada saat Al Habib Sholeh Tanggul datang ke jakarta lagi, ayah beliau Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menemuinya dengan meminta air dan memohon do’a dari Al Habib Sholeh agar anak beliau senantiasa dipanjangkan umurnya dalam sehat wal afiat. Terbukti karomah yang besar dari Al Arifbillah Al Qutub Al Habib Sholeh bin Mukhsin Al Hamid tanggul, beliau tumbuh dewasa dalam keadaan sehat wal afiat.
Pada usia dini Al Habib Ahmad telah memulai jalannya dalam menuntut ilmu agama. Guru pertama beliau Al Walid Adda’ilallah Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf yang tidak lain adalah ayahanda beliau sendiri. Dan beliau juga menuntut ilmu kepada kakek beliau yaitu Assayidil Walid Al Imam Al ArifBillah Al Allamah Al Faqih Al Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf. Sebagai keluarga yang berlatar belakang pendidik & pendakwah, Habib Ahmad banyak mendalami ilmu berdakwah dari orang tua dan kakek beliau. Dalam perjalanan menuntut ilmu agama dari sejak dini inilah yang telah membentuk karakter beliau didalam bidang agama.
Setelah menyelesaikan pendidikan formal dan pesantren di tempat kakenya, Habib Ahmad langsung dikirim walidnya belajar ke Madinah tahun 1993, berguru kepada Al Faqih Al Habib Zein bin Smith dan Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri. Di Madinah beliau belajar selama empat tahun, banyak sekali ilmu dan wawasan yang didapatnya selama bergaul dengan pakar fiqih Habib Zein bin Ibrahim bin Smith. Habib Zein selain menguasai ilmu juga seorang yang luas wawasannya. Beliau orang yang santun, rendah hati, dan berakhlak mulia. Waktu luangnya selalu dihabiskan dengan i’tikaf di Masjid Nabawi,” ujar
Habib Ahmad.
Habib Ahmad.
Setelah empat tahun menuntut ilmu di Madinah, tibalah saatnya Habib Ahmad minta izin untuk pulang. Namun ia tidak diizinkan pulang, karena Habib Zein menginginkannya agar ia juga menuntut ilmu di Hadhramaut. Tapi malamnya Habib Ahmad bermimpi bahwa ia diizinkan pulang. Maka ketika subuh menjelang, ia menyusul ke Masjid Nabawi, sebab gurunya itu selalu i’tikaf di sana menjelang subuh. Karena tekadnya sudah kuat dan juga ingin menikah, akhirnya Habib Zein mengizinkan ia pulang bahkan memberinya ijazah dan kepada gurunya yang lain Habib Salim Asy-Syatiri, ia pun memohon izin Habib Salim memahami alasannya. dan tak yang terduga justru ia memberinya ijazah keilmuan yang pernah didapatnya dari guru-guru sebelumnya. Setelah kepulangannya, Dengan memohon keberkahan dan tuntunan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf, mulailah ia merintis jalan dakwah, jalan yang telah dicontohkan oleh kakek dan ayahnya.
“Alhamdulillah, sejak saya pulang, saya berdakwah dengan niat ikhlas karena Allah,” ujar Habib Ahmad dengan penuh rasa syukur . Atas permintaan remaja dan masyarakat di Gang AMD XX, Condet, Jakarta Timur, Habib Ahmad mendirikan Majelis Ta’lim Annurul Kassyaf, yang menggelar pengajian setiap malam selasa. Majelis ini mulai beraktivitas tahun 2003. Pada 8 Agustus 2008 di lapangan Cawang Kompor diadakan Tabligh Akbar pembukaan Majelis Dzikir dan Sholawat Majelis Ta’lim Annurul Kassyaaf. Habib Ahmad menggelar sholawat, dzikir dan ziarah setiap malam sabtu. Annurul Kassyaf berarti “Cahaya Yang Tembus” nama ini pemberian dari Walidnya Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf diharapkan apa-apa yang disampaikan di majelis ta’lim itu bisa menembus hati para pendengarnya dan bisa pula menjadi cahaya yang menyinari hidupnya.
Habib Ahmad menikah dengan salah satu cucu seorang ulama besar di kramat jati yaitu Syarifah Faizah binti Zein bin Al Imam Al Qutub Al Habib Mukhsin bin Muhammad Al attas (alhawi, condet), dari pernikahannya beliau memiliki 3 putera antara lain Wan Abdul Qadir, Wan Muhammad Bagir, Wan Ubaydillah dan 2 putri antara lain Syarifah Salma dan Syarifah Zaenab , namun satu anaknya yang bernama Wan Ubaydillah mengalami kecelakaan dan wafat dilokasi kecelakaan peristiwa itu terjadi dua hari menjelang lebaran tahun 2005.
Dengan berbekal sedikit ilmu yang beliau miliki, beliau berusaha untuk mengamalkan dengan tulus dan ikhlas dan ilmu beliau bermanfaat kepada ummat. Dengan memohon keberkahan dan tuntunan kakek beliau Sayyidil Walid AlUstadzul AlBarokah AlAllamah AlArifbillah Al Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf dan keberkahan datuk beliau Muqaddam Tsani As Syekh Abdurrahman Assegaf. Semoga perjuangan dakwah beliau senantiasa mendapat ridho Alloh SWT dan Rasulullah SAW, Amin….Ya Rabbal Alamin..
0 komentar:
Posting Komentar